Kapitalisasi pasar 70 saham emiten berbasis ESG mencapai Rp5.407 triliun atau 56,87 persen di BEI. Kinerja indeks ESG pun melampaui torehan IHSG dan LQ45.
Indeks LQ45 diproyeksi masih dapat melanjutkan penguatanya pada semester II/2023 seiring dengan adanya sentimen normalisasi harga komoditas dan pemilu.
IHSG diprediksi masih mungkin menguat di tengah sejumlah sentimen pada Semester II/2023. Suku bunga deposito bank digital lebih tinggi dari standar LPS.
Terdapat potensi penguatan sejumlah sektor yang akan menopang indeks LQ45 pada semester II/2023, dan tidak menutup kemungkinan sektor pemberat keluar indeks.
Peluang investor untuk mengoptimalkan portofolio lewat saham-saham likuid kian terbuka lebar setelah LQ45 mampu bertahan di zona hijau pada semester I/2023.
Minat investor untuk mengoleksi saham emiten-emiten dengan jejak karbon rendah mengalami peningkatan tecermin pada laju indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders.
Dengan adanya normalisasi batas auto rejection bawah (ARB), analis menilai saham-saham di LQ45 dapat menjadi pilihan menarik dan lebih aman di tahun ini.
Sejumlah emiten Indeks LQ45 mencatat pertumbuhan kinerja pada 2022 dan berpotensi mendorong sahamnya. Namun, prospek batu bara diperkirakan mendingin pada 2023.
Bisnis, JAKARTA — Tingginya pertumbuhan laba emiten blue chips pada 2022 menjadi salah satu magnet bagi investor untuk mengakumulasi saham emiten-emiten berkapitalisasi pasar…