Peningkatan revenue dan penurunan beban karena efisiensi menjadi strategi perusahaan pinjaman online mengerek laba sepanjang tahun ini.

Bisnis, JAKARTA — Industri pinjaman online (pinjol) mencatatkan kinerja moncer per Agustus 2024 tecermin dari peningkatan laba secara bulanan.

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kemenkeu mencatat penerimaan pajak dari sektor usaha ekonomi digital sebesar Rp28,91 triliun hingga September 2024

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan akan menimbang ulang implementasi pemotongan bunga.

OJK melaporkan terdapat 19 pinjol P2P lending yang memiliki tingkat kredit macet (TWP90) tinggi di atas 5% pada Agustus 2024.

OJK menyatakan tim likuidasi untuk proses pembubaran perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending PT Tani Fund Madani Indonesia (Tanifund) sudah terbentuk.

Laba industri pinjaman online (pinjol) P2P naik 71,18% apabila dibandingkan pada Juli 2024 yang mencapai Rp383,68 miliar.

Nilai outstanding pinjaman online atau P2P lending per Agustus 2024 mengalami kenaikan hingga 35,62% YoY.

Penerapan teknologi AI membantu Amartha memberikan nilai lebih dalam penilaian risiko dan pengelolaan portofolio.

Pembiayaan UMKM mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dan partner untuk membangun solusi pendanaan yang lebih luas.

Rencananya, fintech P2P lending yang bisa mendapatkan batas maksimal pendanaan Rp10 miliar adalah perusahaan dengan TWP90 atau tingkat kredit macet maksimal 5%.

Pembukuan yang belum baik, hingga pemakaian dana di luar kepentingan usaha menjadi sejumlah tantangan dalam pendaan UMKM oleh P2P lending atau pinjaman online.

AFPI memastikan sebelum menyalurkan pinjaman, industri P2P lending pasti melakukan seleksi ketat terhadap profil risiko calon peminjam.

investasi tersebut menjadi bagian dari pendekatan Maybank untuk mempercepat inovasi dalam melayani komunitas UMKM.

Musim Dingin Startup hingga Jalan Tengah Tarif Cukai menjadi pilihan redaksi Bisnisindonesia.id dalam Top 5 News, Rabu (11/9/2024).