Kementerian BUMN dan PUPR memiliki tanggapan berbeda ketika dikonfirmasi terkait wacana pembentukan Holding BUMN Karya.

Kementerian BUMN di bawah komando Erick Thohir memiliki misi di balik rencana pembentukan Holding BUMN Karya yang meleburkan 7 perseroan pelat merah.

Kereta Cepat WHOOSH yang menjadi proyek kebanggaan Presiden Jokowi justru membuat dua BUMN merugi dan absen setor dividen.

Kiwoom Sekuritas memaparkan tiga skenario yang dapat digunakan untuk mencermati saham WIKA, ADHI, dan PTPP ke depan.

Perbaikan tata kelola BUMN Karya penerima PMN 2025 menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi kala menurunnya kepercayaan publik atas perusahaan pelat merah.

Pembentukan Holding BUMN Karya dengan meleburkan tujuh perusahaan menjadi tiga entitas dipastikan terus berjalan.

Tiga emiten BUMN karya ADHI, PTPP, WIKA mendapatkan PMN 2025 total senilai Rp5,65 triliun.

Kementerian BUMN mengusulkan Danareksa meraih PMN Rp2 triliun sedangkan Perumnas diusulkan meraih injeksi modal negara sebesar Rp1 triliun.

Adhi Karya, PTPP, dan Wijaya Karya mengakumulasikan nilai kontrak baru senilai Rp30 triliun sampai dengan semester I/2024.

BEI terus menyoroti kenaikan saham BUMN Karya selama beberapa pekan terakhir hingga suspensi saham Waskita Karya (WSKT).

Pefindo menyebut risiko gagal bayar obligasi BUMN Karya tahun ini minim dibandingkan 2023.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona hijau pada perdagangan hari ini, Rabu (10/7/2024). Saham WIKA, AMMN, hingga ASII naik ke zona hijau.

WIKA membukukan rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp7,12 triliun pada 2023, naik dari posisi 2022 yang mencapai Rp59,59 miliar.

Manajemen WIKA memberikan sanggahan terkait lompatan harga saham perseroan, yang selama sepekan melonjak 79,25% kepada BEI.

Bursa Efek Indonesia akan meminta penjelasan serta kemungkinan suspensi kepada PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) terkait dengan anomali kenaikan harga saham