Neraca perdagangan Sumatra Utara kembali surplus hingga US$404,44 juta pada periode Juli 2024 lantaran nilai ekspor tercatat lebih besar dibanding impor.
Ekspor tiga komoditas tembaga yaitu bijih logam, terak, dan abu; logam mulia dan perhiasan/permata; serta mesin dan perlengkapan elektrik tumbuh optimal.
Neraca perdagangan Juli 2024 tercatat senilai US$0,47 miliar. Nilainya berkurang tetapi masih mempertahankan tren surplus neraca dagang 51 bulan berturut-turut.
Konsensus para ekonom memperkirakan neraca perdagangan Indonesia Juli 2024 akan surplus US$2,47 miliar, atau melanjutkan tren surplus 51 bulan berturut-turut.
Neraca perdagangan pada Juli 2024 masih akan tetap membukukan surplus US$2,67 miliar meski kinerja Purchace Manager Index (PMI) Manufaktur terkontraksi.
Kenaikan harga komoditas seperti minyak kelapa sawit dan batu bara menopang neraca perdagangan Indonesia, sehingga masih surplus 50 bulan berturut-turut.
Menjelang pertengahan 2024, perkembangan ekonomi global menunjukkan tren yang membaik, namun masih dihadapkan pada tingginya risiko dan ketidakpastian.
Neraca perdagangan Jepang berbalik surplus setelah ekspor meningkat tujuh bulan berturut-turut pada Juni 2024 sebesar 5,4%. Impor juga tumbuh sebesar 3,2%.
Presiden UEA Mohamed bin Zayed (MBZ) memuji kepemimpinan Presiden Jokowi seiring dengan meningkatnya volume perdagangan nonmigas antara Indonesia dengan UEA.