Wall Street melemah dengan Nasdaq yang berisi saham-saham teknologi memperpanjang penurunan untuk hari keempat secara beruntun.

Saham-saham di Eropa dan Wall Street melemah pada akhir perdagangan Selasa, karena surutnya optimisme pasar mengenai penurunan suku bunga dari Federal Reserve.

Beberapa negara diperkirakan akan menyusul langkah Bursa Amerika menerapkan penyelesaian transaksi atau settlement T+1.

Wall Street kompak menguat pada perdagangan Rabu (27/12/2023) seiring dengan menguatnya ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.

Laporan data tenaga kerja AS pada Jumat menunjukkan penguatan yang tidak terduga. Saham-saham di Wall Street merespons dengan menguat.

Optimisme seputar AI di Wall Street muncul kembali, dengan saham Alphabet Inc. naik hampir 5,5% sehari setelah Google merilis Gemini.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,11%, S&P 500 tergelincir 0,54%, dan Nasdaq jatuh 0,84% pada akhir perdagangan Senin.

Wall Street cenderung ditutup naik pada perdagangan Kamis (30/11/2023) karena sentimen The Fed yang lebih dovish mendukung penguatan pasar saham.

Wall Street kompak menguat pada awal pekan seiring dengan rencana penundaan kenaikan suku bunga The Fed.

Saham-saham koleksi Warren Buffett seperti Coca Cola, Floor & Decor, sert Visa dapat menjadi pilihan cuan investor selama November 2023.

Indikator pengukur rasa takut atau volatilitas Wall Street yang disebut VIX mengalami penurunan terpanjang sejak Oktober 2015.

Wall Street ditutup naik tipis lantaran investor menanti panduan kebijakan suku bunga dari para pejabat The Fed.

Kenaikan Wall Street dapat memberikan efek positif terhadap pasar saham global, termasuk IHSG jelang rapat The Fed.

Wall Street jatuh pada hari Kamis terseret oleh saham teknologi dan saham besar yang berhubungan dengan teknologi sehingga menjadi sentimen IHSG hari ini.

IHSG anjlok 1% lebih pada perdagangan Kamis (26/10/2023) karena lonjakan obligasi AS menekan pasar saham Asia.