Perbaikan tata kelola BUMN Karya penerima PMN 2025 menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi kala menurunnya kepercayaan publik atas perusahaan pelat merah.

Pembentukan Holding BUMN Karya dengan meleburkan tujuh perusahaan menjadi tiga entitas dipastikan terus berjalan.

Tiga emiten BUMN karya ADHI, PTPP, WIKA mendapatkan PMN 2025 total senilai Rp5,65 triliun.

Kementerian BUMN mengusulkan Danareksa meraih PMN Rp2 triliun sedangkan Perumnas diusulkan meraih injeksi modal negara sebesar Rp1 triliun.

Adhi Karya, PTPP, dan Wijaya Karya mengakumulasikan nilai kontrak baru senilai Rp30 triliun sampai dengan semester I/2024.

Menteri BUMN Erick Thohir akan menjalani rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI malam hari ini, (10/7/2024) untuk membahas PMN 2025 hingga Holding BUMN Karya.

Direktur Utama PTPP Novel Arsyad mengungkapkan progres dari rencana peleburan tujuh BUMN Karya menjadi tiga perusahaan.

Kecuali PTPP, BUMN Karya lainnya yakni ADHI dan WIKA mencatatkan penurunan perolehan kontrak baru per Mei 2024. Dari sisi jumlah, ADHI masih memimpin.

Jajaran direktur utama dari sejumlah BUMN Karya dipanggil Komisi VI DPR RI untuk membahas usulan PMN 2025.

Adhi Karya (ADHI) bersama menteri BUMN Erick Thohir memastikan proyek di IKN akan rampung sesuai target untuk menunjang pelaksanaan HUT Kemerdekaan RI ke-79.

Tingkat bunga obligasi ADHI ditetapkan sebesar 10,65% per tahun, dengan jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi.

Anak usaha BUMN PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT Adhi Persada Properti (APP) berencana mengembangkan Aparthouse dengan investasi Rp750 miliar.

Adhi Karya menawarkan kupon menarik untuk tiga seri Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I 2024.

Korporasi BUMN-swasta gencar mencari modal dari obligasi atau pasar surat utang di tengah tren suku bunga tinggi.

Adhi Karya akan merancang penerbitan obligasi dengan target dana sebesar Rp5 triliun, sementara PTPP senilai Rp3 triliun.