Kementerian PUPR angkat bicara terkait nasib penambahan kuota rumah subsidi atau FLPP yang diproyeksi habis dalam kurun 2 bulan ke depan.

Pengembang mengungkapkan dampak yang akan terjadi apabila usulan tambahan kuota FLPP rumah subsidi 2024 tidak segera direstui pemerintah.

‘Tangan’ China di Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga ‘Perlawanan’ Mobil Hibrida menjadi berita pilihan tim redaksi Bisnisindonesia.id pada Kamis (25/7/2024).

PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BBTN) memprediksi kuota rumah subsidi atau FLPP bakal habis pada Agustus 2024.

Kementerian PUPR mengungkap hingga kini belum mendapat jawaban dari Menkeu Sri Mulyani Indrawati soal usulan tambahan kuota FLPP.

DPR menunggu usulan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengenai penambahan kuota FLPP rumah subsidi.

BBTN bakal terdampak program 3 juta rumah dan kebijakan dana abadi perumahan. Kinerja BBTN hingga Mei 2024 masih dibayangi biaya dana dan NIM yang menyusut.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tengah menunggu persetujuan parlemen terkait penambahan kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP).

Pemerintah tengah menggodok mekanisme baru skema dana abadi perumahan untuk mengatasi ketimpangan kepemilikan rumah atau backlog perumahan.

Kementerian PUPR mencatat telah menyalurkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) mencapai Rp9,8 triliun Juni 2024.

Kementerian PUPR tengah menggodok skema dana abadi untuk pembiayaan perumahan.

Bank Tabungan Negara (BBTN) usulkan skema dana abadi hingga memberikan diskon untuk melakukan percepatan dalam mengatasi permasalahan backlog perumahan.

Pembangunan rumah subsidi untuk MBR terancam mandek akibat kuota FLPP tahun 2024 sudah nyaris habis. Kondisi ini terjadi di tengah riuh Tapera.

REI mengungkapkan sederet dampak jika pemerintah tidak segera menambah kuota pembiayaan rumah subsidi atau FLPP tahun 2024.

Pengembang memperkirakan kuota FLPP 2024 sebanyak 166.000 unit tidak akan mencukupi kebutuhan program pembiayaan rumah subsidi pada tahun ini.