JP Morgan memberikan wanti-wanti untuk saham otomotif di Bursa Efek Indonesia setelah masuknya mobil listrik asal China BYD ke Indonesia.

Baterai Lithium-Ferro Phospate atau LFP banyak digunakan pabrikan mobil listrik, termasuk Wuling dan BYD yang telah menerima insentif dari pemerintah.

BYD yang menikmati fasilitas insentif impor mobil listrik utuh, terikat regulasi terkait komitmen investasi dan produksi lokal.

Kapasitas produksi dari pabrik BYD di Indonesia mencapai 150.000 unit dengan tiga model mobil listrik, yakni Dolphin, Atto3, dan Seal.

BYD tengah mengebut pasokan litium dari Brasil, mengamankan posisi sebagai produsen terbesar mobi listrik di dunia.

Di tengah kabar rencana BYD merilis produknya secara perdana di Indonesia, Komisi Eropa akan melakukan pemeriksaan terhadap produsen mobil listrik tersebut.

Luhut Pandjaitan, menyatakan bahwa mobil listrik asal China, yakni BYD bakal resmi memperkenalkan produknya di Indonesia pada pekan depan.

Sebelumnya, BYD telah beroperasi di Thailand dengan memasarkan mobil listrik Dolphin, Atto 3, dan Seal.

BYD China merebut posisi produsen mobil listrik terbesar dunia dari Tesla.

Tesla mengirimkan 484.507 kendaraan dalam tiga bulan terakhir, mengalahkan perkiraan rata-rata analis sebesar 483.173 pengiriman.

Kemenperin menyebut, pabrikan otomotif asal Eropa, yakni Renault Group berencana untuk memproduksi mobil listrik di Indonesia.

Predikat produsen kendaraan listrik alias EV teratas dunia akan segera beralih dari Tesla kepada rivalnya, BYD asal China.

BYD telah memasarkan mobil listrik, serta merencanakan pembangunan pabrik di Thailand.

Pemberian insentif bebas PPN mobil listrik ini diiringi dengan komitmen dan progres investasi. Seiring itu, produsen China yakni BYD siap masuk pasar.

BYD Co. berencana untuk melakukan aksi korporasi berupa buyback saham senilai US$27,9 juta atau setara Rp432.56 miliar (kurs jisdor Rp15.504).