Penerimaan negara untuk pertama kali berpotensi menembus Rp3.000 triliun tahun depan, sesuai rancangan terbaru APBN 2025 yang disepakati pemerintah dan DPR.
Presiden Joko Widodo menyampaikan secara resmi dokumen Nota Keuangan dan APBN 2025, yang dijalankan presiden terpilih Prabowo Subianto pada tahun pertamanya.
APBN tahun ini sempat mengalami surplus beberapa bulan, tetapi memasuki Mei 2024 mulai terjadi defisit. Berikut data lengkap surplus dan defisit APBN 2024.
Pengamat menilai pemerintah mampu melakukan sejumlah saran dan rekomendasi IMF untuk mengerek penerimaan melalui pajak dan cukai dinilai sulit diterapkan.
Integrasi tata kelola nikel dan timah ke Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara) diharapkan dapat mendongkrak penerimaan negara.