Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) memandang tingginya ketentuan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) modul surya justru menghambat investasi PLTS.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno menilai perlu adanya insentif untuk mendukung akselerasi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dalam negeri.
Grup PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Energia Prima Nusantara (EPN), mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap atau panel surya 3 MWp.
Kapasitas terpasang panel surya di Indonesia hingga akhir 2022 baru berada di level 0,3 gigawatt (GW), jauh di bawah Thailand, Malaysia, bahkan Vietnam.
PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) kian gencar melakukan diversifikasi bisnis ke energi hijau. Selain PLTS, TOBA tengah menyasar bisnis pengelolaan limbah.
Sejumlah negara di Benua Afrika mencatatkan perkembangan berarti dalam transisi energi, melalui kontrak pengembangan energi baru dan terbarukan atau EBT.