Pasar surat berharga negara (SBN) pada 2024 diperkirakan tetap kondusif, meskipun masih diselimuti ketidakpastian akibat tahun politik.

Pasar obligasi Indonesia berpotensi masih menarik untuk investor asing pada semester II/2023 didukung oleh kondisi makro ekonomi yang relatif stabil.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan target penerbitan SBN hingga akhir 2023 akan menurun, jelang penyampaian Nota Keuangan oleh Presiden Jokowi.

Masa penawaran SR019 rencananya akan dilaksanakan pada 1 hingga 20 September 2023 dengan pemesanan mulai dari Rp1 juta.

Goldman Sachs Group Inc. menyarankan kliennya untuk mengunci imbal hasil surat utang saat ini di pasar Indonesia, Israel, dan Afrika Selatan.

Pemerintah menerbitkan Surat Berharga Negara (SBN) ritel seri ORI023 dengan dua pilihan tenor, yakni ORI023-T3, dan ORI023-T6.

Kupon ORI023 yang ditawarkan mulai 30 Juni 2023 diperkirakan mencapai 6 persen-6,25 persen. SBN ritel jenis ORI juga memiliki sejumlah keunggulan.

Investor yang ingin masuk pasar obligasi korporasi harus lebih memperhatikan beberapa hal terkait kondisi emiten dan risk appetite-nya. Simak tipsnya.

Kinerja return reksa dana pendapatan tetap milik MI terafiliasi BUMN memiliki kinerja lebih moncer dibandingkan dengan besutan manajer investasi asing.

Sepanjang 2023, dana asing yang masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp64,59 triliun, melampaui yang masuk di pasar saham Rp15,29 triliun.

Sejumlah korporasi siap menerbitkan green bond tahun ini di tengah masih banyakya tantangan. Salah satunya PGEO yang mengincar dana US$400 juta (Rp6 triliun).

Kementerian Keuangan akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) pada Selasa, (11/4/2023) dengan target maksimal Rp25,5 triliun.

Arus modal asing akan masuk signifikan ke pasar obligasi pemerintah atau SBN usai keputusan The Fed mengerek suku bunga dan ekspektasi pasar ke depan.

Pasar obligasi dibayangi oleh sentimen pengetatan kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang berencana mengerek suku bunga.

Kementerian Keuangan mematok target penjualan dua seri surat berharga syariah negara (SBSN) ritel atau sukuk ritel SR018 T3 dan SR018 T5 Rp15 triliun.