Saham Indeks LQ45 berpotensi rebound berkat valuasi yang atraktif, pertumbuhan performa emiten, hingga potensi pemangkasan suku bunga acuan.

Investor dapat memanfaatkan momentum koreksi saham untuk mendapatkan saham berfundamental baik dengan valuasi murah, atau saham "Mercy harga Bajaj".

Ada potensi rebound pasar saham pada paruh kedua tahun ini, disertai sejumlah risiko yang menghambat. Cermati saham potensi cuan.

Pilah pilih saham blue chips menjadi salah satu ulasan pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Rabu (5/6/2024).

Sejumlah saham di Indeks LQ45 dan IDX30 masih menarik dikoleksi kendati telah melemah masing-masing 8,48% dan 10,62% sejak awal 2024.

Deretan emiten anggota indeks LQ45 atau saham blue chip 2024 masih menyimpan potensi return di atas 50%.

Sebanyak Rp17,82 triliun dividen akan mengalir dari emiten-emiten LQ45 ke pemegang sahamnya.

Kinerja indeks LQ45 terpantau loyo selama sepekan, meski indeks berisi saham-saham emiten lapis pertama ini masih berada di zona positif.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan alasan mengeluarkan saham PTMP dari indeks LQ45.

Saham PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN) dan PT Indosat Tbk. (ISAT) resmi masuk Indeks LQ45 terbaru.

Analis menilai saham SMC Liquid yang dapat diperhatikan investor seiring dengan indeks yang lebih kencang dari IHSG.

Prospek saham LQ45 diprediksi cerah seiring dengan potensi pemangkasan suku bunga The Fed.

IHSG anjlok seiring dengan kejatuhan saham Indeks LQ45 seperti bank jumbo BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, hingga emiten teknologi GOTO.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan rebalancing indeks utama seperti indeks LQ45, IDX30, dan IDX80 setiap 3 bulan sekali.

BEI mengungkap spesifikasi Single Stock Futures (SSF) yang rencananya meluncur April atau Mei 2024.