Indeks LQ45 yang berisi 45 emiten berkapitalisasi besar masih mencatatkan kinerja lesu sepanjang tahun berjalan menyusul saham TLKM dan BBRI jadi pemberat.
Masuknya saham ADMR dan SMRA dipastikan memoles penguatan indeks LQ45 pada akhir tahun ini. Belum lagi, potensi window dressing juga akan menambah daya indeks.
Laju indeks LQ45 belum mampu menyamai gerak IHSG. Namun, pemangkasan suku bunga bisa memperkuat kinerja emiten bank dan properti yang membuat sahamnya menarik.
Indeks LQ45 mencatatkan kinerja merah hingga September 2024, tetapi terdapat peluang perbaikan yang didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga acuan.
Rencana Pemerintah untuk mendorong holding BUMN IPO pada pemerintahan mendatang dinilai dapat mengerek kapitalisasi pasar dan likuiditas Bursa Efek Indonesia .
Analis melihat pergerakan saham-saham blue chip di semester II/2024 akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya pelonggaran kebijakan moneter.