Harga minyak melanjutkan koreksinya selama tiga hari beruntun seiring dengan sikap investor yang fokus pada ekspektasi kenaikan pasokan dari Libya dan OPEC+.

OPEC menggandakan proyeksi permintaan minyak dunia pada saat ekonom dan lembaga internasional memangkasnya.

OPEC memproyeksikan konsumsi minyak dunia meningkat sebesar 17,9 juta barel per hari, atau sekitar 18%, menjadi 120,1 juta barel per hari pada 2050.

Harga minyak dunia naik tipis pada Rabu (25/9/2024) setelah pasar memantau perkembangan di Timur Tengah dan dampak stimulus China.

Harga minyak mentah kembali menguat seiring dengan kekhawatiran pasar bahwa eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah dapat berdampak pada pasokan.

Raksasa tambang Chevron mendapat sinyal dari Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) untuk melanjutkan akuisisi Hess sekitar Rp805,14 triliun.

Harga minyak dunia terpantau menguat pada perdagangan awal pekan seiring dengan meningkatnya ketegangan di Tumur Tengah.

Sepekan setelah Badai Francine di AS, transaksi kontrak berbasis minyak mentah di ICDX melompat 357% atau mencapai 2.226 lot.

Di tengah arus lepas saham MEDC oleh pemodal kakap, sejumlah nama menyerok jumbo saham emiten Keluarga Panigoro itu dalam tiga bulan terakhir.

Harga minyak mentah berada pada jalur penguatan mingguan pekan ini di tengah sentimen pemangkasan suku bunga The Fed dan meningkatnya ketegangan Timur Tengah.

Setelah pemangkasan suku bunga The Fed gagal mengungkit harga minyak, pedagang kini kembali mencermati faktor-faktor fundamental lainnya.

Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Kamis (19/9/2024) setelah pemangkasan suku bunga The Federal Reserve yang lebih besar dari perkiraan.

Harga minyak dunia terpantau turun tipis di tengah penantian pemangkasan suku bunga The Fed oleh pasar.

Harga minyak tak berubah banyak menunggu pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve pekan ini.

Impor minyak dan gas pada Agustus senilai US$2,65 miliar atau turun 25,56% secara bulanan. Penurunan tertolong longsornya harga minyak mentah.