Harga minyak mentah dunia mengalami koreksi pada awal pekan ini usai mencatat kenaikan mingguan terbesar setahun lebih.

Saham emiten-emiten minyak dan gas (migas) kompak menguat dalam sepekan terakhir merespons kenaikan harga minyak tersulut eskalasi konflik Timur Tengah.

Harga minyak mentah global tetap tinggi imbas kekhawatiran geopolitik antara Iran dan Israel

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencermati gejolak harga minyak mentah dunia seiring memanasnya konflik di Timur Tengah.

Sejumlah sekuritas menilai emiten migas cenderung bergerak positif menanggapi sentimen penguatan harga minyak mentah pekan ini.

Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (3/10/2024), karena investor terus mewaspadai konflik yang berkembang di Timur Tengah.

Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) turun menjadi US$72,54 per barel pada September 2024.

IHSG dibuka melaju di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (3/10/2024), sejumlah saham seperti BREN, MEDC, hingga TLKM menguat pagi ini.

Ada kans harga minyak memanas hingga tembus US$100 per barel usai saling serang antara Israel dan Iran terjadi.

Memanasnya tensi konflik geopolitik Timur Tengah menjadi katalis positif terhadap laju saham emiten-emiten minyak dan gas (migas) di lantai bursa.

Ulasan tentang aksi pengelola dana raksasa mengumpulkan portofolio saham pembagi dividen, menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id, Kamis (3/10/2024).

Eskalasi tensi politik antara Iran dan Israel mengaktifkan mode siaga investor seiring dengan lonjakan harga minyak.

Harga minyak dunia terpantau menguat di tengah kekhawatiran gangguan pasokan minyak di Timur Tengah setelah Iran menembakkan rudal balistik ke Israel.

Deflasi lima bulan secara berturut-turut terjadi pada September 2024. Dalam sejarahnya, deflasi beruntun di Indonesia beriringan dengan tekanan ekonomi.

Harga minyak menguat tipis pada Selasa (1/10) di tengah prospek pasokan tambahan saat permintaan lesu yang mengimbangi kekhawatiran konflik Timur Tengah.