Simak pergerakan harga minyak dunia pada perdagangan 5 November 2024 menjelang pemilihan presiden (pilpres) AS.

Harga minyak naik hampir 3% pada perdagangan Senin (4/11/2024) karena keputusan OPEC+ yang menunda rencana peningkatan produksi jelang Pilpres AS.

Usai OPEC+ menunda rencana kenaikan produksi, harga minyak dunia naik lebih dari 1% pada awal perdagangan Senin (4/11/2024).

OPEC+ kembali menarik mundur rencana mereka memulihkan volume produksi minyak, dari yang awalnya Desember 2024 menjadi Januari 2025.

Pemerintah bersiap merombak skema subsidi bahan bakar minyak sehingga dapat dijual dalam harga sesuai pasar.

Menteri ESDM Bahlil Lahadila mengungkapkan sudah memetakan sumur minyak dan gas menganggur.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 1,95% atau US$1,3 menjadi US$70,61 per barel setelah ditutup naik 0,95% di sesi sebelumnya.

Laporan Bank Dunia menyebut tren penurunan harga minyak tahun ini akibat peningkatan produksi hingga penurunan permintaan di China akan terus berlanjut.

Harga sejumlah komoditas seperti emas dan Bitcoin tercatat mengalami kenaikan sepekan jelang pemilihan umum Presiden Amerika Serikat (AS) pada 5 November 2024.

Kenaikan harga minyak hari ini didukung oleh rencana AS membeli minyak untuk Strategic Petroleum Reserve/SPR yang menopang kenaikan harga.

Harga minyak acuan WTI sempat naik 4% pada pekan lalu seiring gejolak serangan Israel terhadap Iran, tetapi kini terpantau telah turun 4,4%.

Harga minyak naik 4% dalam sepekan di tengah sentimen Pemilu AS dan risiko ketegangan Timur Tengah.

Sejumlah nama pemodal kakap berbeda arah di saham Medco (MEDC) dan AKR Corporindo (AKRA) sepanjang Oktober 2024.

Harga minyak menguat ke level US$74,83 per barrel pada perdagangan Jumat (25/10/2024), berpotensi mencatatkan kenaikan mingguan lebih dari 1%.

Harga minyak mentah kembali menguat karena konflik sengit antara Israel dan Hizbullah terus mengkhawatirkan pasar mengenai pasokan.