Kinerja BTPN dan BTPS kompak mengalami kontraksi pada semester I/2024. Saham BPTN dan BPTS juga ikut melandai atau turun masing-masing 12,82% dan 32,45% YtD.
Telkom (TLKM) mencari mitra strategis untuk divestasi bisnis data center, NeutraDC. Mandiri Sekuritas dan Goldman Sachs digandeng untuk memuluskan rencana itu.
Penjualan BYD pada GIIAS 2024 lebih banyak dari pemain lama seperti Honda, Suzuki, Wuling dan Daihatsu. BYD meraih SPK sebanyak 2.920 unit pada GIIAS 2024.
Suryainternusa (SSIA) optimistis kinerja moncer pada 2024 setelah semua lini bisnis tumbuh pada semester I/2024. Saham SSIA melandai pada 3 bulan terakhir.
Laba CTRA menyentuh 1,02 triliun pada semester I/2024, naik 32,12% YoY. Prapenjualan CTRA juga mencapai 58% dari target 2024. Sahamnya menarik dilirik?
Kinerja Laba HMSP, GGRM dan WIIM alami kontraksi pada semester I/2024. Tantangan hadapi paruh kedua tidak mudah setelah adanya larangan jual rokok eceran.
ARPU Indosat (ISAT) naik 10,5% YoY, sementara ARPU Telkomsel, Grup Telkom (TLKM) turun 4,8%. ISAT masih punya ruang untuk mengejar ARPU Telkomsel dan EXCL.
BBCA dan BBRI sama-sama mencatatkan kinerja solid pada sisi kredit dan DPK. Namun, pertumbuhan laba BBRI dan BBCA berbeda, demikian juga gerak sahamnya.
Bank Jago (ARTO) mengeklaim kolaborasi ekosistem GOTO bedampak positif. Kendati laba tumbuh pada semester I/2024, sejumlah indikator keuangan patut dicermati
Investor global seperti JP Morgan dkk menambah koleksi saham BBCA pada awal semester II/2024. Bank BCA telah meraih laba bersih Rp26,9 triliun, naik 11,10% YoY.
GIIAS 2024 diharapkan menjadi pendorong penjualan 2024. Sejalan dengan itu wacana insentif PPnBM kembali bergulir. Saham Astra (ASII) masih dinilai menarik.
Sedikitnya ada 3 investor besar yang rajin menambah saham PTBA. Mayoritas analis juga menyarankan hold untuk saham PTBA lantaran fluktuasi harga batu bara.