PT Hyundai Motors Indonesia atau HMID menilai lesunya pasar otomotif pada April 2024 disebabkan oleh beberapa faktor eksternal.

Hyundai memastikan seluruh Ioniq 5 yang diguanakan sebagai mobil listrik operasional pemerintah menjalani perbaikan seiring program recall.

Dengan segala fitur dan teknologi diesel, Hyundai Palisade diklaim secara kelas berbeda dengan Toyota Fortuner maupun Mitsubishi Pajero.

Hyundai memandang kebijakan pembebasan bea masuk dan PPnBM mobil listrik impor justru kontrapoduktif untuk pemain yang telah berinvestasi jumbo.

Pembangunan pabrik baterai Hyundai-LG bahkan diklaim sudah memasuki tahap untuk penambahan 10 GWh.

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga di atas level Rp16.200 membuat para pabrikan otomotif harus strategi guna mengerek penjualannya.

Pelemahan nilai tukar rupiah memiliki dampak jangka panjang jika terjadi lebih dari enam bulan beruntun, termasuk harga mobil Hyundai.

Sinar Mas Multiartha (SMMA) menjadi mitra Hyundai mendirikan leasing baru dengan mencaplok Paramitra Multifinance.

Hyundai Motor telah mengakhiri kesepakatan aluminium dengan PT Adaro Minerals Indonesia.

Pemerintah ada dalam posisi 3 teratas dalam hal pembelian mobil listrik Hyundai.

Mobil listri Hyundai diklaim mampu berakselerasi dari 0-100 km/jam dalam waktu 7,4 detik dan bisa menempuh jarak sejauh 451 km.

Ada 4 lokasi disebut masuk dalam radar BYD untuk lokasi pabrik. Kawasan industri DMAS dan SSIA termasuk dalam daftar pilihan BYD sebagai lokasi pabriknya.

Penjualan mobil listrik Hyundai secara wholesales mencapai 313 unit pada Januari-Februari 2024, turun 31,05% secara tahunan.

Kawasan industri milik DMAS dikabarkan masuk dalam radar BYD sebagai lokasi pabrik. Sebelumnya, Hyundai telah mengambil tempat di lahan DMAS Cikarang.

Dari total penjualan mobil berbasis listrik yang mencapai 11.805 unit, porsi BEV sebesar 29,6%, HEV sebanyak 70,9%, dan sisanya merupakan PHEV.