Diversifikasi komoditas ekspor dan negara tujuan menjadi penting bagi neraca dagang ke depan seiring peningkatan nilai impor.

Selain ekspor sawit, pelemahan kinerja ekspor nonmigas juga dipengaruhi harga logam dan mineral yang anjlok.

Beban impor energi dan pangan menciptakan defisit yang sangat besar, serta terganggunya ekspor akibat perang bakal mempengaruhi neraca dagang.

Kemendag menargetkan surplus neraca gagang mencapai US$53 Miliar di 2024. Bisakah tercapai?

Berikut daftar 30 komoditas ekspor unggulan terbaru yang ditetapkan pemerintah selain batu bara dan CPO.

Pemerintah memperluas pasar ekspor ke 12 negara prioritas seiring resesi yang terjadi di Jepang. Simak daftarnya!

AS dan China sebagai mitra dagang Indonesia tengah mengalami kontraksi yang membuat target ekspor nonmigas Rp3.028 triliun menjadi sulit tercapai.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Januari 2024 mencapai US$20,52 miliar

Pelemahan perekonomian global menghantam kinerja ekspor manufaktur yang hanya mengandalkan beberapa komoditas.

Kinerja ekspor industri melorot, selain dipicu pelemahan permintaan global, juga belum beresnnya rantai pasok di dalam negeri.

Total ekspor periode Januari-Desember 2023 mencapai US$258,82 miliar, atau turun 11,33% secara tahunan.

Berikut penjelasan BPS soal biang kerok atau penyebab turunnya ekspor Indonesia pada 2023.

Apindo meenyatakan dibutuhkan stimulus untuk mencapai target pertumbuhan ekspor nonmigas di kisaran 2,5% hingga 4,5% pada 2024.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas di kisaran 2,5% hingga 4,5% di 2024.

BPS mencatat nilai ekspor asal Provinsi Sumatra Barat pada November 2023 sebesar US$233,05 juta atau naik sebesar 20,42% (mtm).