BPS mencatat nilai tukar petani (NTP) di Sumatra Selatan pada bulan Februari 2024 naik sebesar 2,34% (month to month).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kenaikan nilai tukar petani Februari 2024 yang terdorong oleh komoditas gabah, jagung, kelapa sawit, dan karet.

Berdasarkan hasil pemantauan harga di 18 kabupaten di Jabar pada Januari 2024, Nilai Tukar Petani (NTP) naik 0,10% dibandingkan Desember 2023.

Kementerian Pertanian mengharapkan kesejahteraan petani naik signifikan seiring dengan meningkatnya nilai tukar petani atau NTP pada Januari 2024.

BPS mencatat empat komoditas yang dominan memengaruhi kenaikan indeks harga yang diterima petani adalah gabah, jagung, tomat, dan karet.

Nilai tukar petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan.

BPS mencatat nilai tukar petani (NTP) pada Desember 2023 sebesar 117,76 atau naik 0,88% dengan subsektor hortikultura yang tertinggi.

Kecilnya jumlah petani muda di Bali ini tidak lepas dari alih fungsi lahan yang masih masif terjadi, dan menghilangkan lahan produktif di Bali.

BPS melaporkan nilai tukar petani (NTP) pada November 2023 sebesar 116,73, naik sebesar 0,82% dibandingkan Oktober 2023.

Impor beras memang menjadi solusi instan untuk mengamankan mengamankan stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang terdampak El Nino.

Nilai tukar petani (NTP) yang menjadi salah satu indikator kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mengalami kenaikan per Oktober 2023.

Pelemahan rupiah karena kenaikan dolar Amerika Serikat (AS) bisa berdampak pada hasil investasi industri asuransi.

Kepala BPS Sumbar Sugeng Arianto mengatakan NTP pada Juli 2023 di angka 107,94 dan pada Agustus 2023 naik menjadi 108,96.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani dominan dipengaruhi oleh komoditas gabah, kelapa sawit, cabai rawit, dan jagung.

Kenaikan NTP terjadi lantaran indeks harga yang diterima petani (IT) naik sebesar 0,34 persen, lebih besar dari kenaikan indeks harga (IB) sebesar 0,13 persen.