BI juga telah membuka jalan pendanaan non-DPK dengan kebijakan Rasio Pendanaan Luar Negeri Bank alias RPLN.

Sumber dana non-DPK rupanya menjadi salah satu penopang utama likuiditas perbankan akhir-akhir ini di tengah tingginya cost of fund DPK di tengah bunga tinggi.

BCA meyakini dapat menjaga pertumbuhan pendanaan dengan komposisi yang ideal, baik untuk DPK maupun non-DPK.

Sumber dana nonDPK (dana pihak ketiga) dapat menjadi alternatif untuk mendukung penyaluran kredit selain sumber tradisional berupa DPK.

Dari laporan BI terlihat jenis simpanan giro melambat pada Juli 2024, sedangkan tabungan dan deposito masih tumbuh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya.

Pada Juli 2024 dana pihak ketiga (DPK) bank tumbuh 7,72% secara yoy, melambat dibandingkan pertumbuhan 8,45% yang tercatat pada Juni 2024.

Laju pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan yang terus melambat membangkitkan kekhawatiran terhadap kondisi likuiditas industri ini.

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan pada Juli 2024 tumbuh 7,72% YoY, melambat dari bulan sebelumnya yang sebesar 8,45% YoY.

Total dana pihak ketiga dari layanan Jenius BTPN mencapai Rp27,2 triliun per Juni 2024, berasal dari 5,8 Juta pengguna.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan kondisi likuiditas perbankan terkini atau per Juli 2024.

Buah Manis Digitalisasi! Rasio CASA Bank Mandiri tembus 79,7% di Kuartal II 2024

Hingga Juli 2024, Bank Riau Kepri Syariah telah membuka 166.025 rekening Tabungan Simpanan Pelajar (Simpel).

Investor domestik dan luar negeri beradu kuat di saham BRI (BBRI) dalam sepekan terakhir.

OJK memaparkan kondisi perbankan Indonesia per Mei 2024, mulai dari dana pihak ketiga (DPK), kredit Bermasalah (NPL) hingga NIM.

Sejumlah investor raksasa terpantau baru saja memborong saham BBRI yang masih menyimpan potensi return hingga dua digit.