Relaksasi impor dianggap sebagai jalan pintas mengurangi antrean kontainer, hal inipun dinilai mengancam keberlangsungan industri padat karya seperti tekstil.
Asosiasi Pertekstilan Indonesia menilai kondisi pasar global yang tengah lesu terus memberikan tekanan terhadap industri tekstil dan produk tekstil dalam negeri
Memasuki pertengahan tahun 2024, satu per satu pabrik tekstil di Indonesia tumbang. Terdapat beberapa pabrik tekstil di Ponvinsi Jawa Tengah yang melakukan PHK.
PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex (SRIL) dikabarkan bakal memangkas jumlah pekerja secara signifikan. Ini menambah deret perusahaan tekstil yang rontok.
Pelaku industri menilai kebijakan proteksi baik produk legal maupun ilegal lemah, mengorbankan industri domestik eksisting. Hal ini makin melemahkan kontribusi.