Banjir impor produk jadi tekstil disebut-sebut menghambat laju pertumbuhan manufaktur.

Sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menunjukkan tren positif.

Setelah mengalami tekanan selama 2023, kinerja industri TPT bangkit pada awal 2024 dengan produk domestik bruto (PDB) dan kinerja ekspor yang bertumbuh.

Sektor tekstil masih mengalami kesulitan dalam menyerap tenaga kerja baru.

Kemenperin menyebut produk tekstil Indonesia diminati oleh negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi.

Para pengusaha bahan baku tekstil menilai menumpuknya 26.000 kontainer yang disebut-sebut gegara Lartas, merupakan ulah oknum Bea dan Cukai.

Kemenperin menampik tudingan tertahannya 26.000 kontainer impor lantaran kesulitan pengusaha mengurus Persetujuan Impor dan Pertimbangan Teknis (Pertek).

Industri alas kaki sejauh tahun berjalan mengalami pertumbuhan tipis. Sedangkan ekspor tekstil masih terkoreksi dalam.

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mendapat katalis positif seiring dengan masuknya investor China sepertis BYD ke Subang Smartpolitan.

Dalam waktu dekat, pabrik garmen asal China diklaim akan membangun fasilitas produksti tekstil berteknologi tinggi.

Industri manufaktur pada awal 2024 diwarnai oleh tutupnya sejumlah pabrik, mulai dari pabrik ban, tekstil, hingga terbaru pabrik sepatu Bata. Berikut daftarnya:

Pada Maret 2024, nilai ekspor sektor industri di Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 0,21% (mtm).

Sepanjang Januari-Maret 2024 nilai ekspor Jawa Tengah tumbuh sekitar US$300 juta dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.

Emiten tekstil PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) membukukan rugi bersih sebesar US$1,21 juta atau setara dengan Rp18,78 miliar sepanjang 2023.

Peraturan Menteri Perindustrian No. 5/2024 dinilai memberikan nafas segar bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT)