PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka akan mulai memproduksi rangkaian kereta (trainset) KRL pesanan PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter.

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ingin pemerintah serius dalam mengembangkan industri kereta api nasional.

KAI belum akan melakukan penambahan jumlah rangkaian kereta (trainset) LRT Jabodebek yang saat ini masih berjumlah 16 trainset.

Susunan pada rangkaian KA Argo Dwipangga New Generation terdiri dari 7 kereta kelas eksekutif, 3 kereta kelas luxury, 1 kereta makan, dan 1 kereta pembangkit.

Bank Muamalat bertindak sebagai Mandated Lead Arranger (MLA) pembiayaan sindikasi modal kerja INKA untuk pengadaan 612 Unit Kereta New Generation.

Total biaya yang akan dikeluarkan untuk proses retrofit 19 rangkaian kereta (trainset) KRL mencapai lebih dari Rp2 triliun.

Usai LRT Jabodebek, PT KCI menuturkan sebanyak 19 trainset KRL masuk bengkel selama 15 bulan.

Hanya 9 trainset LRT Jabodebek yang kini beroperasi karena 18 lainnya masuk bengkel. Alhasil, 103 perjalanan per hari dibatalkan dan kecepatan kereta dibatasi.

Prototipe kereta cepat buatan anak bangsa ini ditargetkan sudah dapat diuji coba pada 2026 mendatang.

PT Inka tengah mengembangkan Kereta Cepat Merah Putih buatan lokal, bukan dari China.

PT KAI berencana melakukan impor KRL baru dari Jepang dan membeli buatan PT Inka, dengan total 27 trainset.

Inka akan fokus meningkatkan kualitas KRL buatannya yang dipesan oleh KAI Commuter menyusul sejumlah gangguan pada produk LRT Jabodebek buatan Inka

PT Industri Kereta Api (Persero) atau Inka mengusulkan PMN hingga Rp1 triliun untuk menambah kapasitas produksi.

Kemenhub menjanjikan perbaikan LRT Jabodebek yang memiliki 4 gangguan bisa rampung pada Oktober 2023.

Operator LRT Jabodebek memastikan perbaikan dua rangkaian kereta tersebut tidak akan mengganggu operasional yang akan dimulai 12 Juli 2023