WOM Finance (WOMF) fokus pada strategi penagihan efektif untuk menjaga kualitas kredit di tengah tren kenaikan non-performing financing (NPF).

Kredit bermasalah (NPF) gross perusahaan pembiayaan terpantau sebesar 2,75% per Juli 2024, naik dari 2,69% pada Juli 2023.

Multifinance menyiapkan sederet strategi guna mengatasi impak dobel penurunan populasi kelas menengah pada industri pembiayaan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan bahwa tren penurunan kredit berisiko (LaR) berlanjut pada Juli 2024, yaitu sebesar 10,27%.

Saat daya beli masyarakat menurun, kemampuan untuk membayar angsuran menjadi terbatas. Akibatnya risiko kredit macet semakin meningkat.

Laba CIMB Niaga (BNGA) dan BSI (BRIS) berjarak makin tipis pada semester I/2024. BRIS meraih laba Rp3,39 triliun, sementera CIMB sebesar Rp3,40 triliun.

Rasio NPL BPR dan BPRS di Kepulauan Riau (Kepri) mencapai 6,62% sehingga mendapatkan perhatian serius OJK.

Jumlah non performing loan (NPL) atau kredit macet di industri buy now pay later (BNPL) atau layanan bayar tunda masih bertahan di atas 5%.n

Bank hingga OJK pun bekerja untuk memperbaiki kualitas kredit dari rasio NPL yang tinggi.

OJK buka suara mengenai sejumlah bank yang mencatatkan rasio kredit bermasalah (NPL) tinggi, yakni hampir atau bahkan berada di atas ambang batas 5%

Asuransi kredit mencatatkan lonjakan klaim cukup signifikan sepanjang semester I/2024. Kenaikan ini beriringan dengan tingginya tingkat kredit macet non-performing loan (NPL)…

Per Juni 2024, NPL gross UMKM mencapai level 4,04%. OJK pun menjelaskan alasan mengapa kredit macet segmen UMKM cukup tinggi.

Rasio kredit bermasalah atau NPL segmen UMKM terpantau meningkat hingga Juni 2024, lalu bagaimana kondisi penyaluran pinjaman UMKM perbankan?

Rasio kredit bermasalah (NPL) kredit UMKM semakin meninggi. Akankah aturan hapus buku dan hapus tagih segera dirilis?

Mampukah KB Bank (BBKP) mencatatkan rasio kredit bermasalah (NPL) di bawah 5% pada tahun ini?