Gempuran produk impor dengan harga murah membuat produsen dalam negeri sulit bersaing yang berujung pada PHK.

Para pelaku industri tekstil meminta agar pemerintah tak pilih kasih, lebih mengistimewakan investasi asing.

Wilayah Majalaya yang berada di sekitar Bandung, Jawa Barat pernah menjadi sentra produksi tekstil yang tersohor hingga ke luar negeri.

Pelaku industri tekstil kewalahan menghadapi impor produk tekstil China yang menggunakan berbagai saluran.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) seolah saling lempar persoalan banjir impor tekstil.

Kemenaker bicara soal biang kerok sebanyak 6 pabrik tekstil di Jawa Tengah dan Jawa Barat tutup.

Sejak awal tahun ini, setidaknya terdapat 6 pabrik tekstil tutup dan 11.000 karyawan terkena PHK.

Apindo memberikan masukan ke pemerintah untuk menyelamatkan industri tekstil nasional yang saat ini tengah menghadapi tantangan berat.

Kalangan pekerja dan buruh bakal melakukan aksi demo di Kantor Kemendag untuk meminta aturan impor Permendag 8/2024 dicabut.

Serikat Pekerja Nasional (SPN) mengungkapkan, saat ini hanya tersisa satu pabrik tekstil yang beroperasi di Jakarta Timur.

Deretan bos dan konglomerat perusahaan tekstil yang kini kian lesu

Tersebar kabar sejumlah perusahaan tekstil berencana dan/atau sudah menutup pabriknya.

Pemerintah mengungkap bakal ada investasi jumbo untuk sektor tekstil dari China. Padahal, saat ini sektor tekstil tengah tertekan akibat pasar terkikis impor.

Partai Buruh menyebut jumlah tenaga kerja yang mengalami PHK lebih besar jika dibandingkan data yang dilaporkan Kemenaker.

Buruh menuntut Kemendag untuk menuntut regulasi kebijakan dan aturan impor yang diatur dalam Permendag No.8/2024.