Wall Street ditutup menguat akhir pekan, karena investor menganalisis komentar dari pejabat The Fed dan menantikan data inflasi penting minggu depan.

Pertumbuhan ekonomi sektor jasa di Amerika Serikat (AS) secara tidak terduga mengalami kontraksi pada April 2024.

Perekonomian AS mengalami pertumbuhan yang melambat. Inflasi juga mengalami lonjakan.

The Fed telah memberi sinyal bahwa membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memangkas suku bunga. Hal ini berdampak bagi negara-negara lainnya.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan para pengambil kebijakan akan menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk memangkas suku bunga.

Perbankan di Amerika Serikat dihantui kinerja pendapatan bunga yang melempem imbas ketidakpastian suku bunga The Fed.

Saham-saham energi AS melonjak setelah kenaikan harga minyak dan kekhawatiran inflasi akibat memanasnya konflik di timur tengah

Harga emas global berpotensi terhindar dari penurunan yang tajam lantaran meningkatnya eskalasi konflik geopolitik di berbagai belahan dunia.

Harga sejumlah aset kripto, termasuk Bitcoin, terpantau mengalami kenaikan menjelang rilis sejumlah data ekonomi AS.

Wall Street cenderung flat karena investor menantikan data inflasi AS yang menjadi pertimbangan suku bunga Federal Reserve.

Bursa Asia cenderung menguat pada Senin (8/4/2024) mengikuti kenaikan Wall Street.

Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Selasa (26/3/2024) seiring dengan aksi profit taking setelah rekor beberapa waktu lalu.

Rupiah ditutup melemah ke Rp15.580, Kamis (14/3/2024) jelang rilis data ekonomi AS.

Harga emas berpeluang naik didukung oleh melemahnya dolar, karena investor tetap berharap akan adanya penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Juni.

Menkeu AS Janet Yellen mengatakan bahwa suku bunga tidak akan menyentuh level pada masa sebelum pandemi Covid-19.