Ekonomi Indonesia belum beranjak menuju jalur cepat setelah masuk lintasan lambat sejak awal tahun ini. Hal itu merujuk pada penyusutan surplus neraca dagang.

Batu bara, minyak kelapa sawit dan besi-baja memberikan kontribusi 32,86% terhadap nilai ekspor nonmigas pada September 2023.

Nilai ekspor nonmigas pada September 2023 tercatat sebesar US$19,35 miliar atau turun 6,41% secara month-to-month

Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2023 tercatat surplus sebesar US$3,12 miliar.

Neraca perdagangan RI diperkirakan melanjutkan tren surplus selama 40 bulan berturut-turut.

Ekonom memperkirakan surplus neraca dagang Agustus 2023 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis di tengah lonjakan saham GOTO setelah rilis laporan keuangan semester I/2023 dan data neraca dagang.

Proyeksi berlanjutnya surplus neraca perdagangan RI menyusul kinerja ekspor dan impor yang diperkirakan kompak mengalami kontraksi.

Kinerja ekspor kendaraan dan bagiannya dengan kode HS 87 mencapai US$4,46 miliar sepanjang Januari-Mei, impor tercatat mencapai US$4,51 miliar.

Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) membeberkan sejumlah penyebab anjloknya kinerja impor Indonesia pada Juni 2023

Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal menilai kinerja surplus neraca dagang Indonesia pada Juni 2023 dalam kondisi tidak baik.

Pelaku usaha menilai kegiatan ekspor dan impor bakal terdongkrak pada sisa akhir tahun ini, meski memasuki masa Pemilu 2024.

Sapaian surplus semester I/2023 lebih rendah US$5,06 miliar atau 20,24 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencanangkan dua strategi pengembangan ekspor guna menjaga neraca perdagangan Indonesia tetap dalam tren surplus. 

Surplus neraca dagang diperkirakan kembali menyempit, bahkan sangat mungkin mencapai US$1 miliar pada Mei 2023.