Beban impor energi dan pangan menciptakan defisit yang sangat besar, serta terganggunya ekspor akibat perang bakal mempengaruhi neraca dagang.

Kemendag menargetkan surplus neraca gagang mencapai US$53 Miliar di 2024. Bisakah tercapai?

Kemendag menargetkan neraca perdagangan Indonesia surplus di kisaran US$31,6 miliar hingga US$53,4 miliar pada 2024.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja impor Indonesia pada Januari 2024 tercatat turun sebesar 3,13% dibandingkan bulan sebelumnya.

Konsensus ekonom memproyeksikan surplus neraca perdagangan Indonesia akan menyusut menjadi US$2,74 miliar seiring pelemahan harga komoditas.

Ekspor mobil dan produk otomotif lainnya masih merupakan salah satu andalan mencetak surplus dagang. Namun belakangan, surplus itu tergerus.

Surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2023 mencapai US$36,93 miliar, lebih rendah dari surplus pada 2022 sebesar US$54,46 miliar.

Bank Indonesia (BI) mengatakan neraca dagang RI yang surplus 44 bulan beruntun ikut menopang ketahanan eksternal.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan setidaknya terdapat lima golongan barang yang paling banyak dikirim ke China.

Di tengah proyeksi neraca dagang Indonesia yang mencatatkan surplus pada 2023, transaksi berjalan (current account) Indonesia diperkirakan mengalami defisit.

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menargetkan pertumbuhan ekspor nonmigas di kisaran 2,5% hingga 4,5% di 2024.

Kinerja dagang di sisi ekspor Indonesia pada November 2023 diperkirakan mengalami koreksi. Sementara itu kinerja impor justru melanjutkan kenaikannya.

Neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus di Oktober ini mencerminkan daya tahan Indonesia di tengah risiko global yang masih eskalatif.

Nilai surplus neraca dagang Indonesia Oktober 2023 mencetak surplus US$3,48 Miliar atau rekor 42 bulan beruntun.

Surplus neraca perdagangan yang ditandai dengan meningkatnya dolar di dalam negeri menjadi target pemerintah untuk menjaga pertumbuhan perekonomian.