Berikut detik-detik peluncuran Satelit Satria-1 menggunakan roket Falcon 9 milik Elon Musk.

Satelit dibutuhkan sebagai salah satu solusi konektivitas di daerah 3T, sehingga perlu untuk mengetahui kebutuhan masyarakat sebelum merencanakan jumlah titik.

Dengan jumlah titik yang akan dirampingkan, lokasi dengan kondisi infrastruktur yang matang perlu diprioritaskan untuk mendapat layanan Satelit Satria-1.

Kemenkominfo tengah mengkaji untuk memangkas jumlah titik layanan Satelit Satria. Faktor pemutakhiran data, hingga optimalisasi layanan jadi pertimbangan.

Kemenkominfo sempat mengajukan permohonan ke ITU, untuk antisipasi keterlambatan peluncuran akibat Covid-19 yang belum reda saat itu.

Satelit Republik Indonesia (Satria) 1 memulai operasi awal dengan melayani 50.000 titik yang sulit terjangkau sinyal seluler.

Tahap persiapan Satelit Satria-1 sudah mencapai 95 persen jelang H-3 meluncur dari Cape Canaveral Space Force Station, Orlando AS.

PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) menyebut Satelit Satria bakal meluncur pada 19 Juni 2023.

Kemenkominfo tidak terlalu yakin Satelit Satria-1 akan melayani 150.000 titik seperti janji mereka di awal. Data lama jadi alasan.

Dengan keempat roket kecil, waktu yang dibutuhkan Satelit Satria dari tempat peluncuran ke orbit sekitar 145 hari.

Berdasarkan catatan Bisnis, awalnya satelit Satria-1 ditargetkan beroperasi pada kuartal IV/2023.

Hot Backup Satellite (HBS) adalah satelit untuk mitigasi risiko Satria I yang dinilai memiliki kompleksitas dan potensi gangguan operasional tinggi.

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menyiapkan infrastruktur pendukung Satelit Satria I yang terdiri dari 11 stasiun bumi dan Palapa Ring

Penyedia jasa internet berpeluang berkolaborasi, seiring dengan rencana peluncuran Satelit Republik Indonesia atau Satria pada pertengahan bulan ini.

Satelit Republik Indonesia atau Satria diproyeksikan bisa melayani 150.000 titik, membuat gusar para penyedia jasa internet?