Kemenkominfo buka suara mengenai frekuensi FTS Airbus-MTEL dan potensi untuk bersinggungan dengan teknologi lainnya seperti Satelit Satria-1 milik Bakti.
Pasifik Satelit Nusantara (PSN) menilai pasar satelit Tanah Air untuk teknologi GEO masih terbuka di tengah disrupsi Starlink Elon Musk yang makin disruptif.
Bakti meyakini bahwa para pelanggan Satria-1 tidak akan beralih. Satelit HTS milik pemerintah itu menyasar pasar pemerintahan, yang mengelola data penting.
Asosiasi telekomunikasi meminta pemerintah menerapkan peta pertarungan yang seimbang. Elon Musk harus memikul beban seperti yang ditanggung pemain lokal.
Starlink milik Elon menawarkan kecepatan yang mumpuni melebih satelit GSO milik Bakti. Menimbulkan pertanyaan masa depan proyek senilai Rp13,7 triliun Satria-2.
Dibandingkan Satria-1 yang memiliki kecepatan 4 Mbps, Starlink mampu memberikan layanan hingga di atas 300 Mbps. Diduga karena penggunanya masih sedikit.
Bakti telah menghubungkan 14.546 lokasi di daerah 3T dengan akses internet berbasis satelit pada 2023. Rerata kecepatan internet di lokasi sebesar 4 Mbps.