Perdagangan saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) diwarnai aksi transaksi crossing jumbo senilai Rp3,11 triliun.

Jumlah lembar saham BYAN yang dipegang oleh konglomerat Low Tuck Kwong terus bertambah pada periode berjalan 2024.

Bayan Resources (BYAN) membukukan penurunan laba bersih meski produksi dan penjualan batu bara meningkat sepanjang 2023.

BYAN menjadi produsen batu bara ketiga terbesar di Indonesia, di bawah BUMI dengan produksi sekitar 80 juta ton, dan Adaro ADRO sekitar 64 juta ton.

Perdagangan saham PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) milik Low Tuck Kwong hari ini, Jumat (16/2/2024) diwarnai aksi transaksi crossing jumbo Rp3,24 triliun.

Emiten sektor batu bara ramai-ramai memacu target produksinya pada 2024, seiring munculnya harapan akan meningkatnya harga jual batu bara tahun ini.

PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menargetkan pendapatan mencapai US$3,6 miliar atau sekitar Rp55,80 triliun seiring dengan peningkatan penjualan batu bara.

Emiten tambang milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menargetkan produksi batu bara pada 2024 sejumlah 55 juta-57 juta ton.

Perubahan susunan orang terkaya di Indonesia menurut Bloomberg Billionaire Index mengalami perubahan yang melibatkan Prajogo Pangestu dan Low Tuck Kwong.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan sebesar 5 poin atau setara 0,05% ke posisi 7.287. Saham AMMN, BBNI dan BYAN mengalami kenaikan.

Guyuran dividen interim triliunan dari Bayan (BYAN) pada awal 2024 turut mengalir ke kantong dua perempuan terkaya di Indonesia.

Saham BYAN melesat di sesi I perdagangan hari ini setelah investor BYAN menerima pembayaran dividen interim jumbo.

Saham batu bara Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) besok akan mengirimkan bonus awal tahun berupa dividen sebesar Rp7,75 triliun.

Guyuran triliunan untuk para investor saham menjadi pemanis momentum January Effect 2024.

Sebanyak tiga konglomerat Indonesia tercatat mengalami lonjakan harta atau nilai kekayaan bersih signifikan sepanjang 2023.