Boost mengungkapkan persentase pinjaman yang tidak kembali (NPL) saat ini sekitar 3-4 persen. Perusahaan berusaha menekan angka NPL menjadi di bawah 2 persen.
OJK mengungkapkan masyarakat kesulitan membayar pinjaman online atau pinjol karena digunakan untuk hal konsumtif, seperti membeli gadget dan tiket konser.