AdaKami sedang menjadi sorotan usai kasus dugaan nasabah bunuh diri viral di medsos. Sejak berdiri AdaKami telah menyalurkan pinjaman senilai Rp27,78 triliun.

Kasus dugaan nasabah bunuh diri membuat dirut AdaKami turun gunung memberikan klarifikasi. OJK hingga AFPI pun ikut bertindak terkait hal ini.

Biaya layanan pinjaman online atau pinjol bisa mendekati nilai pokok pinjaman, bahkan lebih, bergantung kepada lamanya tenor pinjaman dan ketentuan platform.

Direktur Utama AdaKami Bernardino Moningka Vega mengatakan AdaKami memiliki sekitar 400 debt collector (DC).

Saat ini, OJK masih mengevaluasi kinerja industri fintech P2P lending sebelum mencabut moratorium izin fintech lending.

AdaKami direncanakan memberi klarifikasi terkait kasus dugaan nasabah bunuh diri akibat teror DC pada hari ini.

Gradana mengatakan hingga saat ini sudah ada sejumlah fintech P2P lending yang mengajukan peningkatan modal, namun belum mendapatkan tanggapan.

Jika meminjam di pinjol ilegal, apakah perlu dibayar atau dikembalikan?

Modalku menggunakan serangkaian langkah untuk melindungi data pribadi konsumen, termasuk dengan melakukan edukasi dan pelatihan internal.

OJK mengatakan bahwa aspek pelindungan menjadi tantangan yang berpotensi untuk dihadapi di fintech P2P lending.

Menkominfo Budi Arie merespons terkait kasus nasabah AdaKami yang disebut bunuh diri akibat teror DC.

Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya bercerita pernah ditagih pinjol ilegal padahal tidak pernah pinjam.

OJK segera menindaklanjuti kabar mengenai nasabah bunuh diri akibat teror DC dengan memerintahkan AdaKami menginvestigasi segera kebenaran kabar tersebut.

AFPI memberikan pernyataan terkait dengan kasus dugaan teror debt collector (DC) AdaKami yang menyebabkan nasabah bunuh diri.

Fintech AdaKami ternyata mencatatkan laba dan tingkat kredit macet yang rendah. Perusahaan itu pun turut mendapatkan sentuhan tangan dingin Patrick Walujo.