Humas PT Bayan Resources Tbk. Syahbudin Noor A menyatakan aliran dana senilai Rp200 miliar tersebut merupakan donasi yang bersifat pribadi dari  Dato Low Tuck Kwong untuk…

Laba bersih Bayan Resources (BYAN) melesat 122,4 persen dari US$165,86 juta atau Rp2,40 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mempersilahkan pengusaha untuk mengajukan tuntutan ke pengadilan terkait dengan pencabutan…

Pada 2022, sebanyak 78 persen belanja modal Bayan Resources (BYAN) dialokasikan untuk pembangunan konstruksi dan infrastruktur.

Drama tumpang tindih WIUP yang melibatkan emiten crazy rich Low Tuck Kwong, Bayan Resources (BYAN) berlanjut. Gugatan kini mengarah kepada Kementerian Investasi.

Laba emiten batu bara Bayan Resources (BYAN) meningkat 72,79 persen dari US$344,45 juta pada 2020, menjadi US$1,26 miliar atau setara dengan Rp18,07 triliun pada 2021.

Dato Low Tuck Kwong menambah kepemilikan sahamnya sebanyak 198.707.500 (198,71 juta) saham di PT Bayan Resources Tbk. (BYAN).

Kenaikan harga batu bara dan nikel diprediksi masih akan bertahan pada kuartal II/2022 seiring masih kuatnya efek tensi geopolitik Russia-Ukraina.

Bayan Resources (BYAN) dan anak-anak usaha mengalami kehilangan pendapatan pada Januari 2022 kurang lebih sebesar US$164 juta, dan kerugian sekitar US$4,8 juta lantaran demurrage.

Menguatnya harga batu bara mendorong laju saham emiten pertambangan terkait seperti INDY, ADMR, BYAN, PTBA, dan sebagainya.

Konglomerat Low Tuck Kwong menambah kepemilikan sahamnya di Bayan Resources (BYAN) sebanyak 113.000 saham.

Bisnis, JAKARTA — PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) dan anak usahanya berisiko kehilangan pendapatan hingga US$260 juta akibat larangan ekspor batu bara pada Januari 2022.

Transaksi ini bertujuan mendukung kegiatan operasional perseroan, dan untuk mencapai target proyeksi keuangan Bayan Resources dan anak usahanya.

Crazy Rich Indonesia, taipan pemilik PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) Low Tuck Kwong rajin mengakumulasi beli saham emiten batu bara tersebut.

Emiten batu bara seperti PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) berencana meningkatkan produksi batu bara tahun depan, mengikuti rencana Kementerian ESDM.