IHSG berhasil naik 6,16% sepanjang 2023 ditopang oleh saham-saham Prajogo Pangestu BREN-TPIA hingga saham bank buku empat BMRI-BBCA.

Ketimbang saham GOTO, investor asing cenderung memilih emiten big caps dengan kinerja bisnis yang lebih baik saat window dressing tiba di akhir tahun.

Saham-saham big caps kembali menjadi primadona investor asing di tengah momentum window dressing.

IHSG dibuka menguat ke 7.225,04 pada perdagangan hari ini, Jumat (22/12/2023) usai Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonsia memutuskan menahan suku bunga acuan.

Saham-saham berkapitalisasi di atas Rp100 triliun atau big caps BBCA, BREN, GOTO diperkirakan mendorong pergerakan IHSG.

Beberapa emiten berkapitalisasi pasar besar yang dapat menjadi pilihan bagi investor di akhir tahun ini seiring dengan momentum window dressing.

Analis memandang potensi window dressing terbuka lebar dengan saham-saham berkapitalisasi pasar besar yang menggerakkan IHSG.

Saham AMMN, ISAT, CTRA, hingga ADRO menjadi saham-saham yang paling banyak diborong investor asing pekan lalu.

Meski mencatatkan penjualan bersih Rp11,06 triliun, investor asing disebut masih meminati saham big caps Indonesia.

Saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) terus mendekati PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dalam jajaran 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar.

Saham BBNI, BBCA, FILM hingga TLKM menjadi buruan investor asing saat IHSG hari ini ditutup melemah.

Investor asing melakukan pembelian (net buy) terhadap saham-saham big cap khususnya sektor perbankan seperti BBRI, BBCA, dan BMRI.

Saham-saham berkapitalisasi kecil tercatat mampu memberikan imbal hasil menarik di tengah ketidakpastian ekonomi, telah terbukti di pasar global.

Kinerja saham-saham berkapitalisasi kecil atau small caps di negara berkembang sampai menarik perhatian manajer investasi raksasa, seperti Morgan Stanley.

Analis melihat terdapat peluang penguatan bagi saham berkapitalisasi pasar besar di sektor perbankan usai pertemuan FOMC The Fed pekan ini.