Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja impor Indonesia pada Juni 2024 senilai US$18,45 miliar.

BPS melaporkan kinerja ekspor Indonesia pada Juni 2024 senilai US$20,84 miliar.

Konsensus ekonom yang dihimpun oleh Bloomberg, memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juni 2024 secara rata-rata sebesar US$3,02 miliar.

Surplus neraca perdagangan pada Juni 2024 diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan Mei 2024. Berikut prediksi kinerja ekspor RI.

Indonesia merupakan eksportir pinang nomor satu di dunia yang memasok 35% kebutuhan pinang dunia.

Ekspor nonmigas Provinsi Kalimantan Timur pada Mei 2024 mengalami penurunan di semua sektor jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Jokowi gemas karena daerah lebih doyan barang impor dibandingkan produk dalam negeri.

Peluang ekspor ke negara nontradisional seperti di kawasan Timur Tengah hingga Amerika Latin masih terbuka lebar untuk Jawa Tengah.

BPS mencatat peningkatan nilai impor sejumlah barang dari Israel di tengah maraknya aksi boikot produk terafiliasi atau pro Israel. Berikut penjelasannya.

Otoritas perbankan waswas dengan perang suku bunga hingga Indonesia membidik penyelesaian perjanjian dagang dengan Uni Eropa.

Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex menyebutkan penurunan permintaan pasar domestik dan ekspor berdampak bagi kinerja.

Kinerja ekspor Indonesia menunjukkan performa baik di tengah kondisi ekonomi global saat ini dengan nilai US$22,33 miliar pada Mei 2024.

Nilai impor 3 komoditas utama nonmigas meningkat pada Mei 2024 yaitu mesin/perlatan mekanis, mesin/perlengkapan elektrik, serta besi dan baja.

Pada Mei 2024, nilai ekspor komoditas unggulan seperti batu bara serta minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) dan turunannya mengalami penurunan.

BPS melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 kembali mencetak surplus US$2,93 miliar, atau naik US$0,21 miliar secara bulanan.