Pertamina Geothermal (PGEO) resmi melantai di bursa hari ini, turut diramaikan masuknya investor dari Uni Emirat Arab, Masdar.

IPO PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) atau PGE menjadi yang terbesar ke-5 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Prospek emiten batu bara yang melakukan diversifikasi ke EBT bisa lebih cerah dari emiten yang fokus hanya EBT, karena sumber pendapatannya bisa lebih dinamis.

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) akan resmi tercatat di Bursa dengan raihan dana IPO Rp9,05 triliun.

Calon emiten PT Pertamina Geothermal Tbk. (PGEO) membeberkan beberapa risiko dan potensi terkait aksi IPO kepada para calon investornya.

PGEO masih menggelar proses penawaran umum hingga ke investor luar negeri, sementara NSSS, CUAN, TRON, dan SAGE melakukan proses bookbuilding IPO pekan ini.

Pertamina Geothermal Energy (PGEO) membidik dana IPO sebesar Rp9,05 triliun. Aksi ini dinilai akan menarik minat investor meski kondisi pasar tengah lesu.

IPO PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) atau PGE senilai Rp9 triliun masuk ke dalam daftar IPO terbesar di Bursa Efek Indonesia.

PGEO terus mencari investor, terutama dari luar negeri hingga ke  Singapura, Hong Kong, London, dan New York untuk meraup dana IPO hingga Rp9 triliun.

Selain IPO, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menyiapkan pendanaan melalui penerbitan obligasi hijau (green bond).

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menyiapkan investasi sebesar US$1,6 miliar atau sekitar Rp24 triliun dengan sumber dana dari IPO dan obligasi.

Lewat IPO, mimpi Pertamina Geothermal Energy menjadi pemimpin adaptasi energi baru dan terbarukan di Indonesia kian nyata.

Investor strategis dari Timur Tengah bakal ikut serta dalam penawaran umum perdana saham atau IPO PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO).

Aksi korporasi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. berpotensi menjadi go public dengan nilai jumbo tahun ini

Kinerja solid PGE didukung kesepakatan kontrak jangka panjang atau rata-rata di atas 20 tahun dengan PLN.