Berikut daftar 30 komoditas ekspor unggulan terbaru yang ditetapkan pemerintah selain batu bara dan CPO.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan ekspor komoditas batu bara mengalami penurunan pada Januari 2024.

Harga batu bara dan CPO ditutup menguat pada perdagangan Selasa (14/2/2024) menjelang dilaksanakannya Pemilu 2024 di Indonesia.

Emiten kontraktor batu bara PT Petrosea Tbk. (PTRO) menyampaikan akan memproduksi sebanyak 1,19 juta ton batu bara pada 2024.

Beberapa investor pemegang saham Adaro (ADRO) tancap gas melancarkan aksi borong pada Januari 2024.

India mulai menoleh ke pembngkit listrik tenaga angin setelah mengembangkan penggunaan listrik surya, di tengah konsumsi btu bara yang masih menjulang.

Harga batu bara Indonesia menurun di tengah perkiraan melonjaknya produksi. Permintaan dari China dan India jugalemah sehingga berpotensi memberi tekanan.

Tiga indikator menunjukkan kemungkinan harga batu bara di China saat ini sudah mencapai titik terendah.

Emiten tambang milik konglomerat Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menargetkan produksi batu bara pada 2024 sejumlah 55 juta-57 juta ton.

Terdapat sejumlah faktor dan sentimen yang berpeluang mengubah pangsa pasar ekspor batu bara ke China pada tahun ini. Bagaimana pengaruhnya ke Indonesia?

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) memproduksi batu bara sebesar 41,9 juta ton sepanjang tahun 2023. Level itu menjadi yang tertinggi dalam 5 tahun terakhir.

Tebaran dividen dari sejumlah emiten sepanjang 2024 diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Salah satu penyebabnya adalah normalisasi harga batu bara

Produksi batu bara BUMN Bukit Asam (PTBA) mencapai 41,9 juta ton di 2023, atau naik 13% dibandingkan tahun 2022.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batu bara nasional mencapai 775 juta ton sepanjang 2023.

Harga saham Adaro (ADRO) hingga akhir sesi pertama Senin (15/1/2024) masih menyimpan potensi return dua digit.