Potensi pemulihan kinerja tiga emi­ten BUMN Pertam­bangan terbuka lebar pada tahun ini menyu­­sul tren penguatan harga komoditas dan strategi memacu lini bisnis.

Proyeksi ini didukung dengan asumsi pemulihan ekonomi berjalan dengan lancar setelah mengalami tekanan pada tahun lalu akibat pandemi Covid-19.

Emiten pertambangan pelat merah, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Timah Tbk. (TINS), dan PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) kompak mencetak penurunan pendapatan pada 2020.

Proses pengembangan konstruksi smelter Ausmelt telah mencapai 44 persen dan tetap berjalan sesuai dengan pipeline.

Sejumlah rencana dan strategi bisnis disiapkan oleh PT Timah Tbk. (TINS) guna bangkit dari kinerja keuangan yang kurang memuaskan pada tahun lalu.

Selain mencatatkan rugi bersih senilai Rp340,59 miliar pada 2020 lalu, kondisi neraca keuangan PT Timah Tbk. secara umum kurang begitu sehat.

Pekan lalu produsen mobil listrik Tesla setuju untuk bermitra dengan tambang nikel di Kaledonia Baru dalam upaya mengamankan lebih banyak sumber daya tersebut, yang merupakan…

Persediaan timah di gudang yang dipantau London Metal Exchange (LME) mendekati level terendahnya dalam lebih dari 30 tahun terakhir. Hal ini mengerek harga timah global,…

Keinginan Bos Tesla ke Tanah Air itu seiring dengan ambisi Indonesia memiliki industri kendaraan listrik dari hulu ke hilir.

Elon Musk diminta warganet untuk segera datang ke Indonesia. Mereka berharap kedatangan Pendiri mobil listrik Tesla dapat memberikan stimulus kepada emiten tambang.

Rencana divestasi tiga anak perusahaan menjadi bagian dari program penyelamatan keuangan PT Timah Tbk. (TINS).

Dari total itu, sekitar 94 persen untuk biaya investasi perseroan sedangkan 6 persennya dialokasikan untuk entitas anak usaha.

Harga saham PT Timah Tbk. (TINS) perlahan menguat. Dalam 6 bulan perdagangan, perusahaan berada dalam tren naik dari Rp464 pada 29 April, menjadi Rp830 per lembar saham dalam…

Dari jumlah tersebut, realisasi belanja modal ANTM senilai Rp6,10 triliun hingga Agustus 2020. Selanjutnya, PTBA mengeluarkan Rp5,50 triliun dan TINS Rp210 miliar.

Kenaikan harga bahan tambang dalam beberapa waktu terakhir memberikan potensi peningkatan pendapatan bagi emiten tambang BUMN. Mana yang paling layak dikoleksi?