WIKA sebagai BUMN dengan bisnis inti pada sektor konstruksi telah menunjukan kemampuan mengembangkan berbagai produk berbasis energi baru terbarukan (EBT).
Posisi bottom line WIKA berbalik menjadi rugi Rp27,96 miliar hingga kuartal III/2022, dari posisi laba bersih periode kuartal III/2021 sebesar Rp104,94 miliar.
Emiten BUMN karya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mencatatkan kontrak baru sebesar Rp25,5 triliun per Oktober 2022 dengan proyek IKN di dalamnya.
PTPP mengantongi nilai kontrak Rp2,9 triliun dari IKN, kemudian menyusul WSKT sebesar Rp2,55 triliun, ADHI sebanyak Rp1,4 triliun, dan WIKA Rp1,1 triliun.
Pertumbuhan kontrak baru ADHI, WIKA, dan PTPP meningkat tajam per September 2022, sementara WSKT melemah sendirian jika dibandingkan dengan kuartal III/2021.