Deflasi di dalam negeri, harga minyak yang rendah, hingga potensi dovish dari The Fed dapat membuka kesempatan penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate).
Perekonomian Indonesia dinilai dapat terpengaruhi oleh perlambatan ekonomi AS dan China sehingga perlu respons kebijakan, termasuk dari Bank Indonesia.
Menurut Bank Indonesia (BI) aspek institusional keuangan syariah perlu peningkatan dan penguatan secara terus menerus agar semua transaksi dapat terekam di PDB.
Bank Indonesia (BI) berencana meluncurkan Central Counterparty (CCP), sebuah lembaga kliring dan penjaminan untuk transaksi di pasar uang dan valuta asing.