Nilai tukar rupiah hari ini berisiko kembali tertekan menembus Rp16.300 per dolar AS seiring dengan sentimen The Fed yang hawkish terhadap suku bunga.

Mata uang rupiah dibuka naik ke posisi Rp16.252 per dolar AS pada perdagangan akhir pekan jelang rilis data infasi AS.

Laju pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I/2024 dilaporkan lebih rendah dari perkiraan awal, menjelang pengumuman data inflasi.

Wall Street anjlok pada perdagangan Kamis (30/5/2024) seiring dengan kekhawatiran investor terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Potensi cuan masih terbuka meski pergerakan harga buyback emas Antam terkoreksi pada Kamis (30/5/2024).

IHSG semakin melemah seiring dengan anjloknya saham emiten Prajogo Pangestu PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan sentimen The Fed.

Rupiah bergerak melemah ke level Rp16.222 per dolar AS pada perdagangan pagi ini seiring dengan lonjakan dolar AS.

Wall Street anjlok pada perdagangan Rabu (29/5/2024) seiring dengan lonjakan obligasi AS karena prediksi The Fed menahan suku bunga lebih lama.

Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juli 2024 juga menguat 1,33% atau 1,03 poin ke level US$78,75 per barel pada pukul 07.15 WIB.

Saham-saham di Wall Street menguat berkat penguatan harga minyak mentah yang melonjak setelah data ekonomi yang optimis

IHSG hari ini masih berpeluang naik seiring dengan sejumlah rekomendasi saham pilihan. Laju IHSG juga dipengaruhi pergerakan rupiah terhadap dolar AS.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi menguat ditopang masuknya investor asing ke Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juli 2024 ditutup menguat 0,10% atau 0,08 poin ke level US$77,80 per barel.

IHSG pada pekan ini berpotensi ditopang saham-saham konglomerat Prajogo Pangestu, seperti BREN, seiring dengan rebalancing Indeks FTSE.

Potensi cuan jual masih ada meski harga buyback emas Antam turun pada Jumat (24/5/2024).