Pendapatan negara dari bea dan cukai tercatat senilai Rp183,2 triliun per Agustus 2024, rokok menjadi penyumbang terbesar.

Hingga akhir pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN 2025 yang telah diketok pada pekan lalu, pemerintah belum akan menaikkan tarif cukai rokok.

Para petani terus menyampaikan suara penolakan terhadap Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (RPMK) tentang Pengamanan Produk Tembakau dan Rokok Elektronik.

Berikut simulasi perhitungan daftar harga rokok tahun 2025 Sampoerna, Djarum, Gudang Garam, Dji Sam Soe, hingga Juara apabila cukai rokok naik 5%.

Para petani tembakau dan cengkeh mengharapkan pemerintahan baru bisa menjamin keberlangsungan tanaman komoditas strategis tersebut.

Petani tembakau mengharapkan pemerintah untuk menghentikan pembahasan RPMK sebagai aturan teknis dan meninjau ulang PP No. 28/2024.

Tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) atau cukai rokok disepakati bakal mengalami kenaikan lagi pada 2025.

Usulan tarif Cukai Hasil Tembakau (CHT) multiyears naik 5% lebih rendah dari kenaikan cukai rokok multiyears 2023—2024 sebesar rata-rata 10%.

Ketua BAKN, Wahyu Sanjaya, mengungkapkan bahwa meskipun tarif 2,5% dirasa kecil dan mengharapkan penerapan lebih tinggi.

Pada 2023—2024 cukai rokok naik rata-rata 10%. Usulan DPR soal kenaikan cukai rokok pada 2025 dan 2026 tercatat lebih rendah dari sebelumnya.

Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (RPMK) terkait Pengamanan Produk Tembakau dan Rokok Elektronik bakal disahkan pada akhir September 2024.

AMTI menilai pengesahan aturan turunan PP Kesehatan bakal menjerat kinerja industri hilir tembakau.

Ekonom mengusulkan kenaikan cukai secara moderat dan multiyears untuk menjaga keberlangsungan industri tembakau.

Naiknya cukai dan turunnya daya beli masyarakat telah memangkas volume penjualan yang berakibat pada terkoreksinya pendapatan & laba bersih Gudang Garam (GGRM).

Petani berharap kenaikan target penerimaan cukai pada 2025 tidak disertai dengan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT).