Diversifikasi yang dilakukan emiten-emiten batu bara mulai dari ADRO hingga TOBA dilihat cukup menarik untuk dicermati.

Permintaan logam dibayangi penurunan permintaan dari China. Saham INCO, ANTM, dan HRUM jadi pilihan analis.

PT Harum Energy Tbk. (HRUM) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) sepakat harga batu bara pada 2023 mengalami normalisasi.

Normalisasi harga batu barai dinilai bos Harum Energy (HRUM) sebagai tantangan utama bisnis perseroan tahun ini.

Harum Energy (HRUM) mencermati peluang untuk berinvestasi pada proyek high pressure acid leaching (HPAL) seperti yang dilakukan UNTR.

Harum Energy (HRUM) telah membagikan dividen sebesar Rp1 triliun pada Januari lalu.

Harum Energy (HRUM) menyampaikan telah menyerap capex setara Rp81,61 miliar di kuartal I/2023, yang digunakan  untuk penambahan properti pertambangan.

Emiten batu bara milik Kiki Barki, Harum Energy (HRUM) mencetak laba bersih Rp1,54 Triliun sepanjang kuartal I/2023.

Penurunan harga nikel bakal mempengaruhi kinerja emiten sektor tersebut. CGS CIMB memberikan rating overweight dengan HRUM jadi saham pilihan.

Emiten batu bara PT Harum Energy Tbk. (HRUM) mencatatkan kenaikan laba bersih hingga 306 persen menjadi Rp4,52 triliun pada 2022.

Direktur Utama PT Harum Energy Tbk. (HRUM) Ray A. Gunara melakukan pembelian saham HRUM senilai Rp151 juta.

Saham Harum Energy (HRUM) bergerak berlawanan arah dengan deretan emiten batu bara lain.

Emiten tambang, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) melanjutkan strategi diversifikasi usaha ke luar batu bara dengan membidik peluang investasi baru ke sektor hulu dan hilir komoditas…

Sederet saham batu bara mulai terkoreksi sehingga menjauh dari rekor harga tertinggi atau all time high pada 2022.

Harum Energy (HRUM) terus menjajaki peluang investasi pada tambang bijih nikel baru untuk memperluas sumber daya yang ada.