IHSG hari ini turun bersama Bursa Asia lainnya seiring dengan penantian investor terhadap pidato sejumlah pejabat The Fed pekan ini.

IHSG melemah bersama dengan Bursa Asia karena investor meragukan apakah The Fed telah selesai melakukan pengetatan kebijakan suku bunga

IHSG pada sesi I dan sejumlah bursa di kawasan Asia parkir di zona hijau setelah The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan.

IHSG turun ke level 6.600-an siang ini di tengah kewaspadaan investor terhadap rapat The Fed yang akan mengerek suku bunga.

IHSG anjlok 1% lebih pada perdagangan Kamis (26/10/2023) karena lonjakan obligasi AS menekan pasar saham Asia.

Investor pasar saham Asia merespons positif penerbitan obligasi pemerintah China yang dibaca sebagai pertanda stimulus ekonomi baru.

Harga minyak mentah tergelincir di bawah US$87 per barel, sementara emas turun dari level tertinggi dalam lima bulan.

IHSG hari ini anjlok di tengah berbagai sentimen domestik dan global seperti persiapan Pemilu 2024 hingga perang Israel-Hamas.

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pecahkan rekor baru pencatatan saham tertinggi, yakni sebanyak 68 pencatatan dengan nilai IPO mencapai Rp49,60 triliun.

Di tengah pasar saham global yang cenderung tertekan pada 2023, IHSG hanya mampu naik tipis.

IHSG turut terseret sentimen Bursa Asia yang melemah akibat arah The Fed yang hawkish terhadap suku bunga.

IHSG dan Bursa Asia lainnya melemah hari ini seiring dengan tingginya imbal hasil obligasi AS dan dolar.

Saham-saham teknologi di Asia mengalami pelemahan, begitu juga dengan GOTO, BUKA, dan EMTK sehingga memberatkan laju IHSG hari ini.

Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan kalender perdagangan dan hari libur bursa pada 2024.

IHSG juga tak kebal dengan pelemahan bursa global akibat aksi jual saham Apple, ditambah lagi keperkasaan nilai tukar dolar AS.