Kemenangan Donald Trump di Pemilu Amerika Serikat berdampak variatif terhadap bursa saham global. Di Indonesia, investor merespons dengan net sell.

Bisnis, JAKARTA --- Harga gas alam Eropa mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Januari, didorong optimisme terkait aliran transit Ukraina yang menambah tekanan bearish.

Uni Eropa (UE) memberlakukan tarif yang lebih tinggi hingga mencapai 45% pada kendaraan listrik asal China.

Pelemahan pada pasar tenaga kerja di negara-negara zona euro berisiko mendorong European Central Bank (ECB) untuk menurunkan suku bunga lebih cepat.

Bursa saham global merespons secara terbatas debat Pilpres AS. Sementara itu, bursa berjangka, nilai tukar dolar AS, dan Bitcoin tergelincir.

Pasar modal global dari Eropa hingga Asia merosot ke zona merah pada perdagangan Senin (5/8/2024). Mampukah lantai bursa pulih?

Indeks saham Wall Street ditutup menguat pada hari Jumat, dengan Nasdaq yang sarat teknologi dan acuan S&P 500 mencapai rekor tertinggi

Baik buruk atas perpanjangan restrukturisasi kredit Covid-19 hingga industri keuangan antisipasi risiko judi online

Para investor yang cermat, memiliki kekuatan modal serta jaringan data informasi yang akurat berpotensi raup cuan dari short selling seperti para 10 konglomerat

Komisi Eropa menyatakan menerapkan bea masuk tambahan hingga 38,1% untuk mobil listrik impor dari China mulai 4 Juli 2024 mendatang.

Para pelaku pasar kini dihadapkan oleh pertanyaan kapan bank sentral Eropa (ECB) akan kembali memangkas suku bunga acuannya tahun ini.

Wall Street ditutup bervariasi usai The Fed mempertahankan suku bunganya tidak berubah dan mengindikasikan pihaknya masih condong ke arah penurunan suku bunga.

Bursa-bursa saham di Asia merosot dan harga emas naik karena serangan balasan Iran terhadap Israel memicu kekhawatiran akan konflik regional.

Keputusan kebijakan moneter ECB untuk memastikan penurunan suku bunga dijadwalkan rilis pada Kamis (25/1/2024) waktu setempat.

Saham-saham di Eropa dan Wall Street melemah pada akhir perdagangan Selasa, karena surutnya optimisme pasar mengenai penurunan suku bunga dari Federal Reserve.

Saham-saham di bursa global seperti Eropa dan Wall Street melonjak pada hari Rabu dini hari setelah data inflasi AS lebih rendah dari perkiraan.