Kondisi yang ada menunjukkan bahwa nilai jual karet semakin baik yang mengindikasikan kondisi pasar yang menguntungkan bagi para petani.

Penggantian tanaman tua dengan tanaman baru yang memiliki kualitas tinggi, agar ke depan juga memiliki produktivitas tinggi.

Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara (Sumut) kembali mencatat kenaikan signifikan terhadap ekspor karet alam dari Sumatra Utara.

Pemda belum menerima informasi apapun dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Dirjenbun Kementan) terkait bantuan cuka untuk petani karet.

Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara (Sumut) mengakui ada penurunan permintaan buyer akan karet alam berstandar EUDR.

Gapkindo Sumut mengungkapkan dua penyebab utama turun signifikannya volume ekspor karet Sumut.

Emiten Grup Triputra, PT Kirana Megatara Tbk. (KMTR) mulai melakukan ekspor perdana produk karet ke Eropa.

Harga karet petani juga mengalami peningkatan yang signifikan harga rata-rata karet petani mencapai Rp10.500 per kilogram.

Gabungan Perusahaan Karet Indonesia Sumatra Utara menyebut ekspor karet alam Sumut pada Maret 2024 turun signifikan hingga 13,65% (month-to-month/mtm).

Asosiasi mengungkapkan salah satu rencana investasi asal China bakal mengalir ke sektor industri ban dan karet.

Pelaku industri ban dan ekosistem karet olahan tengah menghadapi merosotnya volume pasokan seiring berkurangnya petani pemasok.

Kontraksi yang terjadi di industri pengolahan karet dapat terlihat dari utilisasi kapasitas industri crumb rubber saat ini sebesar 40,2%.

Berikut ini merupakan 10 komodita utama ekspor Indonesia, ada udang hingga kopi.

Banyak petani karet beralih ke sawit, hal ini membuat pasokan bahan baku semakin berkurang.

Berdasarkan data Gapkindo, ekspor karet pada 2022 mencapai 2,07 juta ton atau turun 13,03 persen dibandingkan realisasi pada 2021 yang mencapai 2,38 juta ton.

Kinerja ekspor karet Sumatra Utara (Sumut) kembali melemah pada Juli 2022.