Bisnis data center di Tanah Air punya peluang pertumbuhan yang besar. DCII, TLKM dan MORA menjadi emiten yang cukup agresif meningkatkan kapasitas data center.

Telkom dituntut untuk memiliki infrastruktur dan teknologi andal, bahkan lebih baik dari pemain asing, jika ingin menguasaia pasar data center dalam negeri.

Moratelindo tengah mengurus izin untuk membangun data center tier 3 di Batam, menyusul Telkom dan Biznet yang sudah hadir lebih dahulu.

Pertumbuhan kapasitas energi data center di Indonesia didorong oleh sejumlah faktor.

Grup Telkom (TLKM) mengkaji peluang pendanaan pembangunan data center NeutraDC hingga 400 MW lewat jalan IPO.

Telkom melalui PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) berkomitmen menjadi hyperscale data center kawasan Asia Tenggara (Asean) pada 2025

TelkomGroup bangun Hyperscale Data Center menggunakan energi terbarukan (renewable energy) dan ramah lingkungan.

Emiten Grup Sinar Mas PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) membukukan realisasi prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1,37 triliun pada kuartal III/2023.

Emiten data center afiliasi Toto Sugiri, Indointernet (EDGE), berencana melakukan pemecahan nilai saham atau stock split dengan rasio 1:5.

KKR mengakuisisi 20 persen bisnis data center Singtel. Dana hasil transaksi digunakan untuk perluasan bisnis data center regional di Asean, termasuk Indonesia.

Telkom Indonesia (TLKM) memperkirakan kinerja keuangan sepanjang 2023 akan naik tipis dibandingkan tahun 2022. Analis masih merekomendasikan beli saham TLKM.

EdgeConneX memperluas ekspansi kampus data center ke Indonesia setelah berhasil melaksanakan transaksi Rp6,2 triliun untuk pengembangan fasilitas keberlanjutan.

Indonesia Services Dialogue menilai UU Pelindungan Data Pribadi (PDP) berisiko menimbulkan beban biaya bagi pengusaha.

Data center yang dikelola NeutraDC telah mengadopsi sistem ramah lingkungan

Google, berencana menginvestasikan US$1,7 Miliar atau sekitar Rp25,3 triliun, untuk membangun data center kampus New Albany di Ohio, Amerika Serikat.