Bisnis, BOGOR — Pemerintah memutuskan akan menambah kuota impor gula mentah untuk gula kristal rafinasi sebesar 10% pada 2023. n

Data Badan Pusat Statistik mencatat impor beras dalam volume tertentu terus berlangsung setiap tahun terutama untuk bahan baku industri.

Pasokan gula di pasar global tengah mengetat. Sementara itu, kuota dan kebutuhan nasional gula mentah untuk gula rafinasi pada tahun depan mengalami kenaikan.

Tahun ini, kuota impor bahan mentah gula rafinasi mencapai t 3,27 juta ton,

Kebutuhan rata-rata gula kristal rafinasi atau GKR setiap bulan secara nasional berkisar antara 250.000 - 280.000 ton.

Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia berharap pemerintah segera mengeluarkan persetujuan impor bahan baku gula kristal rafinasi untuk kebutuhan 2023 pada tahun ini.

Pemerintah sudah meminta Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) untuk memberikan data mengenai kebutuhan industri pada 2023.

Asosiasi Petani Tebu menilai stok gula hingga akhir tahun bisa mencapai 1,6 juta ton, berbeda dari rekomendasi impor yang diklaim hanya 800 ribu ton.

Kebutuhan gula pada 2022 mencapai sekitar 6,48 juta ton, terdiri atas 3,21 juta ton gula kristal putih (GKP) dan 3,27 juta ton gula kristal rafinasi.

Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mengkhawatirkan potensi bocornya impor gula rafinasi untuk industri makanan dan minuman.

Pemerintah mengupayakan revitalisasi pabrik gula dan menyediakan bibit unggul komoditas tersebut.

Berdasarkan informasi dari situs resmi perusahaan, pratamanusantara.co.id, Djarum Group, Wings Group, dan CP Group mengolah lahan konsesi seluas 29.952 ha melalui PT Pratama…

Pabrik gula yang dikelola BUMN, salah satunya PTPN XI telah memasuki musim giling. Hal ini menjadi sinyal pasokan gula yang melimpah dan harga akan kembali menuju HET.

Kenaikan harga gula dipicu aksi proteksi India sebagai produsen terbesar kedua di dunia.

India akan melarang ekspor gula untuk mengamankan pasokan domestik. Hal ini menyusul sikap proteksionisme terhadap larangan ekspor gandum sebelumnya.